Google+ Wortel Kiwi: June 2013

Monday, June 24, 2013

It was my beautiful sunny windy cold and happy Sunday yesterday :)

Yesterday morning..I was laying down in my bed. I woke up around 10 AM..I think :p At first I really don't have a plan what to do. Because the weather nowadays in new zealand only made us lazy and didn't want to get out of our comfort and warm zone..which is the room :) And then, I heard somebody knocking at my door. I wonder who might knock at my door that morning. So..I jump out of my bed and open the door. And when I opened the door..I was surprised. There they were in front of my door my family from North Cote (+Steve B. Sulistyo) + 1..Selamat Resky..hahaha With a big smile he said "Good morning Andi.." I was pleased to know that they were visiting me. I mean +Steve B. Sulistyo and family. But for Selamat Resky..not really pleased. Because he often visit me here..hahahahaha..kidding bro :p 
We chit chat for a while and then they asked me to join them to wandering around the Auckland city. And I reckonized that yesterday was my little brother last Sunday in Aotearoa. So I decided to join them. After a short shower and prepare tea to take away, we off to One Three Hill. On the way to go there I remember that +Octaf Afin and +Wahyel Iffah told me before that they were planning to go to tante Linda for lunch. And by recalling the taste of the chicken and the spicy tomato chilli suddenly it makes me hungry :) So, I asked them to wait for us there. After 20 minutes of driving we arrived at the checkpoint 840 Dominion Road and then started to eat. I was really happy to sit with them and eat together. It made me missed my family back there at our homeland. I am so thankful that God sent a new family for me in my life journey at New Zealand. But to tell you the truth..I do have a lot of new family here. I am grateful for that. Too bad the other member of the family, +Miftah Zikri+Donny Hary Putra+Reza Hendrawan, +DIAN Rustya+Muhammad Sobarna+Gary Djojo, +Irna Sannyta+Satiti Shakuntala could not join us. Well, honestly we didn't plan to go this far..hahaha Otherwise, it will be more fun time :) Some other time guys ;) 
After we full with those delicious lunch, off we go to One Three Hill. The weather was awesomely chilly and windy yesterday. But we kept moving on. After we reach the summit, we saw the beauty of Auckland landscape and take some photos. And then we learn a few photography tricks there from +Steve B. Sulistyo. It was a good spending time Sunday with them. And also made us sad because we know that yesterday was our last time spending Sunday together with Selamat Resky. Because he will not be here by the end of this month. Going back home to his lovely wife and family for good. Which is good for him..ay bro? ;) 
Well, anyway, we had such fun and great moment together yesterday. It was my HAPPY SUNDAY!!! :) Here are some photos that I took yesterday. My first editing edition with Lightroom. Sorry if the result is not good. Because it is my very first time editing photos. Cheers mate!! (capek bener ya ngetik iseng pake english word. Nggak kebayang deh yg pada S1-S3 disini..semangat ya buat yang pada kuliah disini!)






































Friday, June 21, 2013

The Enlightenment

My mind is racing with questions need to answer when I'm writing this blog. Following the result of Auckland photo competition 2013, I have big queries regarding the decision, are those photos reasonably great to win the competition in such level? I doubt that every single photo is decent enough to be a winner at the first time. My confident premises shattered when I heard the juries reasons.

The juries have strong senses in deciding the winner. They argue that those photos have powerful story, and more importantly have coherent connection with the theme, my day in Auckland.

Thursday, June 13, 2013

Adobe Lightroom 5, Where Magic Begins


Adobe just released its magic tool for photography enthusiasts, Lightroom 5.
From where I stand, LR 5 is more intended for architectural photographers by introducing the newest feature called Upright under lens correction. What is upright:

"Straighten tilted images with a single click. The new Upright™ tool analyzes images and detects skewed horizontal and vertical lines, even straightening shots where the horizon is hidden." - Adobe official website -

After testing the feature, I can say that it magically works within only one touch as shown in the following pics:



By further toning, this is my final images:



This part is a mere introduction. In the next parts, I will cover tips and tricks utilizing Lightroom 5 and how to tweak your ordinary photos and turn it into (hopefully) extraordinary photos.

Stay tuned!

Salam Wortel,

Simponi Warna


Simponi Warna

Warna sebenarnya tidak ada. Mereka hanya cahaya. Dan ketika sadar akan ketiadaan itu, maka dengan rendah hati mereka saling mengakui “adanya” yang lain dan mulai berdampingan dengan serasi tanpa meninggalkan identitas warnanya masing masing. Toh , semuanya berasal dari satu, “cahaya”.

Wortelkiwi juga demikian. Dengan semangat bocah yang selalu ingin tahu dan gemar bermain, serta dilandasi rindu berkawan,bukan bertengkar, maka diharapkan ini menjadi modal positif untuk menyenandungkan “ke-Bhinnekaan” di negeri orang melalui bahasa kamera.  Karena saat ini hanya itu yang kami bisa bagi negara.

Smile Indonesia!

Wednesday, June 12, 2013

Muntahan Hati Dini Hari Seri 2

Allooowwww :) I'm back..sampai mana ya ceritanya?Oia..nah..pada waktu itu kebetulan bertemu dan berkenalan dengan +Miftah Zikri. Saya banyak tanya sama dia kira-kira kamera seperti apa yang harus saya beli. Tetapi brader +Zikri bilang yang sesuai dengan kebutuhan saja. Pendapatnya malah bikin saya tambah bingung..mesti pilih yang mana ya? 

Sampai pada suatu hari pada saat kami jalan-jalan di Queenstreet, kami mampir di sebuah toko kamera (pengennya si mampir di warteg tapi disini nggak ada). Disitu saya mencoba untuk menetapkan hati kira-kira mau pilih yang mana. Akhirnya saya coba kamera yang itu..kamera yang ini..kamera yg disebelahnya..kamera yg disebelahnya lagi..malah makin bingung..naahh..tapi niiihh..pas pegang Sony Nex 7..kok kayaknya nancep di hati. Langsung jatuh cinta pada pegangan pertama.. Setelah itu saya cek dulu dana yg tersedia..walah..ternyata nggak cukup. Kembali sedih saya pada waktu itu. Tapi +Miftah Zikri menguatkan saya. Dia bilang sabar masss..kita cari lagi yang lain yang lebih terjangkau. Kebetulan waktu itu sedang ada diskonan dari toko tersebut. Kebetulan juga ada produk Sony untuk tipe DSLRnya yaitu Sony A57. Saya cobain..saya pegang-pegang..saya elus-elus..saya banding-bandingkan..akhirnya saya tertarik dengan kamera tersebut. Lalu saya tanya Zikri.."Gimana ni bro?" +Miftah Zikri dengan muka sumringahnya bilang sama saya.."hajar maasssss!!!" Saya bingung. Yang mesti saya hajar yang jualnya atau apa ni..hahahaha Daaaann..akhirnya setelah proses beberapa lama ngumpulin dana dan kebetulan kameranya masih dalam masa promosi..langsung saya hajaaarrrrrr..dengan muka sedih dan gembira. Sedih karena setelah itu puasa beberapa minggu..gembira karena akhirnyaa..saya punya kamera sendiirrriii (dendam ke adik saya terbalaskan..HUAHAHAHAHAHA..uhuk..) Alangkah senang hati saya punya kamera bagus dan canggih seperti ini. Tapi setelah itu..bingung lagi. Belajarnya sama siapa ya?? 

Kebetulan PMPI-A mengadakan BBQ-an di mission bay. Disitulah perdana saya menggunakan kamera baru saya untuk acara yang lumayan ramai. Disitu saya ketemu dengan mas +Steve B. Sulistyo dan +Octaf Afin. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan YME karena dipertemukan dengan mereka. Akhirnya saya mas +Steve B. Sulistyo, +Octaf Afin dan +Miftah Zikri ngobrol-ngobrol soal fotografi. Dan dari situ kami jadi cukup akrab dan akhirnya pergi hunting bareng. Berjalan dengan seiringnya waktu, akhirnya +Satiti Shakuntala dan kang +Muhammad Sobarna ikutan nimbrung juga. Mbak yang 1 ini juga tertarik dengan fotografi. Tapi karena kesibukannya yang luar biasa jadi nggak bisa sering-sering ikut hunting dengan kami. Kang Sobarna sangat antusias dengan kegiatan hunting ini dan ternyata awalnya kena "racun" dari mas +Steve B. Sulistyo..hehehe..

Nah..pada saat di gereja..saya nemu nih yang namanya +Irna Sannyta. Nggak taunya dia juga suka banget fotografi jadi saya ajak aja gabung. Dan akhirnya..setelah beberapa bulan kami hunting dan ngobrol-ngobrol santai, akhirnya kami sepakat untuk membuat blog ini. Paling tidak kita punya 1 wadah tersendiri di negara orang untuk dunia fotografi. Kalau ditanya kapan perkumpulan ini terbentuk, secara tidak resmi sudah lumayan lama. Untuk resminya saya rasa sejak dibuat dan di publishnya blog inilah resminya perkumpulan ini terbentuk. 

Menurut saya, ternyata mempunyai hobi yang sama itu sangat mengasyikan dan kadang bisa lupa waktu. Melalui fotografi saya menemukan dunia yang baru dan juga kepuasan batin. Dan juga bisa menambah wawasan dan teman. Karena di perkumpulan ini bukan hanya berbicara soal fotografi saja. Kita bisa ngobrolin apa saja semau kita. Dan juga nggak harus punya kamera kalau mau gabung dan ngumpul bareng dengan kami-kami di komunitas ini. Syarat utama di perkumpulan ini cuma 1. Harus selalu bisa TERSENYUM :) Kalo lagi bete ngobrol aja dengan kita. Dijamin senyum lagi..betul teman-teman? ;) 

Saya rasa cukup sekian curhatan saya yang nggak penting dan panjang ini. Yang pasti saya menemukan kembali  semangat saya untuk menjalani hidup di New Zealand yang mungkin tidak lama lagi akan berakhir karena soalan visa. Tapi itu bukan jadi masalah. Paling tidak saya menemukan keluarga baru lagi disini. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari komunitas ini sangat berterimakasih buat teman-teman semua bisa menerima saya di komunitas ini.
I can't wait the time for us to hunt again guys..good morning and have a good rest. Smile Indonesia :)

-GOD BLESS YOU-

Monday, June 10, 2013

Current Visitors

New Zealand is the first rank followed by Indonesia, USA, and Japan. Not bad folks!



Salam Wortel,

Oleh-oleh dari Tiongkok Kecil Indonesia


Sebuah ajakan dari seorang teman via Twitter untuk bergabung dalam #LasemTrip telah membawa kami pada petualangan melintasi lorong-lorong sejarah yang tersisa di Lasem. Ya, kami memilih Lasem yang tergabung dalam wilayah administratif Kabupaten Rembang sebagai tujuan perjalanan.Siapa sangka sebuah kota kecamatan kecil di pesisir utara Jawa ternyata telah berdiri sejak lama dan menyimpan sejarah besar di masa lalunya. Lasem dalam perkembangannya pernah menjadi bagian dalam sejarah panjang kedatangan leluhur Tionghoa ke tanah air namun jejaknya tak dikenali dan seolah terlindas laju waktu.
Perkenalan kami dengan Lasem diawali oleh sambutan hangat Pak Danang dari Fokmas (Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah) dan mas Pop dari Lasem Heritage pada hari pertama kedatangan saat kami berkumpul di meeting point. Beliau berdua menceritakan banyak hal dan memberikan gambaran tentang lokasi-lokasi yang akan kami kunjungi lengkap dengan cerita tentang sejarahnya.
Cuaca yang panas serta sinar matahari yang terik tidak menyurutkan semangat kami menapaki dan menyusuri wilayah-wilayah yang menyimpan sejarah perkembangan Lasem. Banyak bangunan berusia tuayang tetap mempertahankan bentuk aslinya. Ada bangunan yang masih terawat dan dipergunakan sampai sekarang, ada juga bangunan yang terbengkalai begitu saja dan perlahan lapuk termakan usia. Keberadaan bangunan-bangunan tersebut seolah bercerita tentang bagaimana wilayah itu dulu pernah jaya.

Besarnya pengaruh Tionghoa pada Lasem ditandai oleh banyaknya bangunan bernuansa khas Tionghoa yang berusia ratusan tahun dan menyebar di sebagian besar wilayah. Nuansa pecinan yang dapat dijumpai di wilayah Lasem telah membuat seorang peneliti eropa jaman kolonial menasbihkan Lasem sebagai “The Little Beijing Old Town”.


Lasem Dari Masa ke Masa
Lasem di masa lalu merupakan sebuah kerajaan kecil yang memiliki keterikatan erat dengan kerjaan Majapahit. Kerajaan yang dipimpin oleh Bhre Lasem ini merupakan kerajaan pendukung Majapahit dan memiliki peranan penting dalam perkembangan majapahit, khususnya dalam hal perdagangan.
Dalam perkembangannya Kerajaan Lasem berubah menjadi Kadipaten Lasem dan menjadi bagian dari Kerajaan Pajang karena adanya ikatan perkawinan. Setelah kerajaan Pajang runtuh, Kadipaten Lasem berada dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram dan dipimpin oleh seorang sunan. Saat inilah pengaruh Islam mulai masuk ke Lasem.
Laksanama Ceng Ho menginjakkan kaki di tanah Lasem pada abad ke-14 dan ini menjadi titik awal kejayaan etnis Tionghoa di Lasem. Keberadaan etnis Tionghoaini diketahui dari munculnya komplek permukiman Tionghoa pertama di desa Galangan. Komplek permukiman ini terdapat di sepanjang Sungai Lasem, dimana saat itu daerah di sekitar sungai dan laut merupakan kawasan yang memegang peranan penting dalam hal perdagangan dan transportasi.

Muntahan hati dini hari seri 1

Mumpung otak masih bisa mikir ni jam segini..iseng-iseng nulis ah..hehehe Dulu itu..duluu bangettt..waktu saya masih muda (skrg si tetep muda :p) pertama kali saya tertarik dengan dunia fotografi itu karena teman-teman saya. Keliatannya kok asyik ya. Setelah motret ada yg mukanya bahagia..ada yg mukanya semrawut..ada juga yg bingung. Ada juga yg setelah itu muntah-muntah (siapa suruh ambil foto deket tempat sampah). Tapi justru hal seperti ini yang membuat saya semakin tertarik dengan dunia fotografi. 
Dikarenakan waktu itu..harga kamera sangat mahal (sekarang pun sama saja), saya cuma bisa belajar seadanya saja. Lalu, kebetulan adik saya membeli sebuah camera. Canon 650D. Akhirnya saya berpikir bisa belajar foto dengan kamera canggih. Tapi adik saya itu pelitnya bukan main. Saya mau pegang aja matanya melotot..hahahaha Terus saya berkata dalam hati..liat aja nanti. Someday I will that kind of camera..even better than yours (dendam pribadi..hehehehe) 
Berjalan dengan seiringnya waktu, pernah suatu kali saya dengan 4 teman saya diberi kepercayaan menjadi sie dokumentasi untuk acara gathering sebuah perusahaan. Saya nggak punya kamera. Tapi mereka tetap mengajak saya. Bergantianlah kami waktu itu. Kadang-kadang pegang kamera..kadang-kadang pegang handy cam (dengan tripod manual..pake tangan karena percaya atau tidak..tripodnya ketinggalan semua..ampun deh) Acaranya 3 hari waktu itu di Sukabumi. Dan hasil yg kami dapat lumayan tidak mengecewakan klien. Mereka bilang bagusss (padahal saya dan tim merasanya nggak bagus). Nah..sejak itulah gairah saya untuk kegiatan ngintip-ngintip lewat kotak kecil itu dibangkitkan kembali. Tapi karena kendala tidak punya kamera..ya saya cuma bisa menggigit jempol saja (kebetulan jari saya jempol semua). 
Singkat cerita..sampailah saya di New Zealand. Negara ini sangat indah. Landscapingnya luar biasa. Scenerynya nggak bisa diucapkan dengan kata-kata. Dengan bermodalkan camera pocket..saya jepret sini jepret sana. Sudah lumayan banyak tempat yang saya kunjungi disini walaupun hanya sebentar saja di setiap kunjungan. Dan setiap kali saya posting di facebook teman-teman saya bilang.."fotonya bagus-bagus Ndi". Tapi memang di NZ itu secara kasat mata saja sudah bagus. Apalagi kalau diabadikan ke dalam kamera. Semakin tergeraklah hati saya untuk membeli sebuah kamera profesional. Tapi kok uangnya nggak ada ya buat beli..sedih :( Nah..akhirnya setelah setahun saya mengendap di Tauranga..kira-kira 3 jam dari Auckland..dengan modal nekat saya ngesot deh ke jungle of concrete which is Auckland City di bulan Desember tahun lalu. Disini lah cerita kehidupan saya mulai bertambah menarik. Dari awalnya disini kerja di construction as a helper lalu kerja di waldorf stadium as a housekeeping..disambi kerja cleaning 3 bulan..sedikit demi sekit lama-lama menjadi bukit itu benar adanya. Sampai di satu saat saya tergerak untuk membeli sebuah kamera lengkap dengan lensanya. Tapi masih ragu-ragu pada saat itu. Karena saya berpikir..beli kamera mahal-mahal terus kamera tersebut akan selalu saya gunakan sebagaimana fungsinya atau malah akan berdebu doang nantinya.....

Curhatan ini sampai disini dulu karena saya mau bobok. Soalnya mata udah mulai menyipit..hehehe.. Nanti akan saya sambung ceritanya di segmen kedua. I'll be back..have a good rest everyone..

Sunday, June 9, 2013

Smile Indonesia


Fotografi ternyata bisa menjadi bahasa universal untuk menyatukan kami di Auckland. Siapa mau gabung? Syaratnya mudah, yang penting harus punya mata dan suka tertawa. " Smile Indonesia"