Google+ Wortel Kiwi: Muntahan hati dini hari seri 1

Monday, June 10, 2013

Muntahan hati dini hari seri 1

Mumpung otak masih bisa mikir ni jam segini..iseng-iseng nulis ah..hehehe Dulu itu..duluu bangettt..waktu saya masih muda (skrg si tetep muda :p) pertama kali saya tertarik dengan dunia fotografi itu karena teman-teman saya. Keliatannya kok asyik ya. Setelah motret ada yg mukanya bahagia..ada yg mukanya semrawut..ada juga yg bingung. Ada juga yg setelah itu muntah-muntah (siapa suruh ambil foto deket tempat sampah). Tapi justru hal seperti ini yang membuat saya semakin tertarik dengan dunia fotografi. 
Dikarenakan waktu itu..harga kamera sangat mahal (sekarang pun sama saja), saya cuma bisa belajar seadanya saja. Lalu, kebetulan adik saya membeli sebuah camera. Canon 650D. Akhirnya saya berpikir bisa belajar foto dengan kamera canggih. Tapi adik saya itu pelitnya bukan main. Saya mau pegang aja matanya melotot..hahahaha Terus saya berkata dalam hati..liat aja nanti. Someday I will that kind of camera..even better than yours (dendam pribadi..hehehehe) 
Berjalan dengan seiringnya waktu, pernah suatu kali saya dengan 4 teman saya diberi kepercayaan menjadi sie dokumentasi untuk acara gathering sebuah perusahaan. Saya nggak punya kamera. Tapi mereka tetap mengajak saya. Bergantianlah kami waktu itu. Kadang-kadang pegang kamera..kadang-kadang pegang handy cam (dengan tripod manual..pake tangan karena percaya atau tidak..tripodnya ketinggalan semua..ampun deh) Acaranya 3 hari waktu itu di Sukabumi. Dan hasil yg kami dapat lumayan tidak mengecewakan klien. Mereka bilang bagusss (padahal saya dan tim merasanya nggak bagus). Nah..sejak itulah gairah saya untuk kegiatan ngintip-ngintip lewat kotak kecil itu dibangkitkan kembali. Tapi karena kendala tidak punya kamera..ya saya cuma bisa menggigit jempol saja (kebetulan jari saya jempol semua). 
Singkat cerita..sampailah saya di New Zealand. Negara ini sangat indah. Landscapingnya luar biasa. Scenerynya nggak bisa diucapkan dengan kata-kata. Dengan bermodalkan camera pocket..saya jepret sini jepret sana. Sudah lumayan banyak tempat yang saya kunjungi disini walaupun hanya sebentar saja di setiap kunjungan. Dan setiap kali saya posting di facebook teman-teman saya bilang.."fotonya bagus-bagus Ndi". Tapi memang di NZ itu secara kasat mata saja sudah bagus. Apalagi kalau diabadikan ke dalam kamera. Semakin tergeraklah hati saya untuk membeli sebuah kamera profesional. Tapi kok uangnya nggak ada ya buat beli..sedih :( Nah..akhirnya setelah setahun saya mengendap di Tauranga..kira-kira 3 jam dari Auckland..dengan modal nekat saya ngesot deh ke jungle of concrete which is Auckland City di bulan Desember tahun lalu. Disini lah cerita kehidupan saya mulai bertambah menarik. Dari awalnya disini kerja di construction as a helper lalu kerja di waldorf stadium as a housekeeping..disambi kerja cleaning 3 bulan..sedikit demi sekit lama-lama menjadi bukit itu benar adanya. Sampai di satu saat saya tergerak untuk membeli sebuah kamera lengkap dengan lensanya. Tapi masih ragu-ragu pada saat itu. Karena saya berpikir..beli kamera mahal-mahal terus kamera tersebut akan selalu saya gunakan sebagaimana fungsinya atau malah akan berdebu doang nantinya.....

Curhatan ini sampai disini dulu karena saya mau bobok. Soalnya mata udah mulai menyipit..hehehe.. Nanti akan saya sambung ceritanya di segmen kedua. I'll be back..have a good rest everyone..

5 comments:

  1. What a story!! so encouraging mas andi.. Mengajarkan ke kita2 juga untuk selalu bersyukur. Hardly wait for part two!

    ReplyDelete
  2. saya pernah bilang ke teman, di NZ ini, apapun kok sptnya asyik dijadiin bekgron utk poto narsis. dan di tangan orang2 hebat spt mas andi, hasil potonya bisa jadi makin cetar membahana josgandos maknyus. tulisan yang menginspirasi, mas andi, meski di bagian akhir harus saya akui rada gimana gitu membayangkan mas andi ngomong "bobok". lanang, tuwo, sangar, eh.... bobo.

    selamat "bobo", eh istirahat, mas. salam hangat di cuaca yang dingin.

    ReplyDelete